Fatner


Pengikut

Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Terpopuler Ke-5 Di Facebook



Kita harus bangga atau gimana ya… atas judul artikel diatas? Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang paling banyak digunakan kelima di situs jejaring sosial Facebook. Berdasarkan laporan terkini mengenai studi bahasa dalam situs sosial Facebook, bahasa Indonesia ada di bawah bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, dan Turki.

Survei yang dilakukan perusahaan penelitian Inside Network mengatakan, lebih dari 20 juta penutur bahasa Indonesia menggunakan Facebook.Bahasa paling populer di Facebook adalah Bahasa Inggris dengan 52 persen. Di tempat kedua dengan jarak cukup jauh diduduki Bahasa Spanyol dengan varian-variannya sebanyak 15 persen. Berikutnya berturut-turut adalah Bahasa Turki, Prancis, dan Indonesia dengan masing-masing sekitar 5 persen dari pengguna.

Kemudian, menyusul Bahasa Italia dengan 3,9 persen dan Jerman dengan sekitar 2,7 persen. Bahasa paling populer di Facebook berikutnya adalah Bahasa China dan Portugis. Jumlah pengguna Facebook sendiri secara keseluruhan mencapai 400 juta orang.Bahasa Indonesia juga menjadi satu-satunya bahasa di Asia Tenggara yang mampu menembus lima besar bahasa terpopuler di Facebook. Padahal, kondisi infrastruktur telekomunikasi di Indonesia belum sebaik negara lain di Asia. Selain itu, akses komputer di tanah air juga masih sangat terbatas bagi 234 juta penduduk Indonesia.

Menurut Inside Facebook yang berbasis di California, Amerika Serikat, kondisi ini menciptakan peluang untuk mengeruk keuntungan dari negara yang bahasa nasionalnya banyak digunakan.“Seiring dengan perkembangan Facebook di seluruh dunia, dan dengan bertambahnya para pengguna baru di negara-negara luar AS, bahasa yang digunakan pengguna Facebook merupakan faktor penting bagi pelaku dan pengembang pasar,” kata juru bicara Inside Network, seperti dikutip dari InsideFacebook, 1 Juni 2010.Inside Network juga menekankan betapa pentingnya menyesuaikan situs Facebook dengan budaya dan nilai-nilai setempat.
source

Selasa, Oktober 04, 2011 | 0 komentar |


Kisah Ibu dan Anak yang Sama-sama Mencari 'Tuhan' dan Menemukannya dalam Islam

 Kisah Ibu dan Anak yang Sama-sama Mencari 'Tuhan' dan Menemukannya dalam Islam
Aisha dan Phildel


DUBLIN - Biasanya di Barat, adalah anak dan bukan orang tuanya yang menjadi mualaf. Tidak demikian dengan Aisha dan Phildel, anaknya. Aisha, keturunan Irlandia, suatu hari memutuskan bahwa dia harus memeluk Islam apapun resikonya. termasuk, kemungkinan akan membuat Phildel, putri semata wayangnya, kecewa.

Di sisi lain, Phildel merasakan hal yang sama. Pencariannya tentang Tuhan, berujung pada Islam. Berikut kisah keduanya:


Aisha: Aku dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik Roma di Dublin pada tahun 1960-an. Sementara Dublin tampak seolah 'terjebak' di abad ke-19, tepat di seberang Laut Irlandia budaya hippie tumbuh subur di London. Sebagai seorang anak, saya bertanya banyak pertanyaan selama pendidikan di sekolah biara. Diskusi agama selain Katolik Roma atau "kejahatan Protestantisme" benar-benar tidak ada.

Pada usia 16 tahun aku meninggalkan Dublin dan datang ke London. Aku larut dalam kebiasaan anak muda  yang 'normal' di kota itu: melakukan kunjungan rutin ke pub dan klub. Tapi aku melihat teman-temanku selalu depresi.

usia 20-an tahun, aku memutuskan menikah dan melahirkan putri pertamayang jelita, Phildel. Aku sangat senang tetapi sering merasa seperti sebuah pasak persegi di lubang bundar; seolah-olah aku masih belum menemukan tempat yang tepat bagiku.

Suatu hari aku berbicara dengan seorang wanita mengenakan jilbab. Dia bilang dirinya Muslim dan itu adalah pertama kalinya aku pernah mendengar kata itu. Pada perkembangan berikutnya, di tempat kerja, saya mengenal beberapa Muslim dan mereka mulai bercerita lebih banyak tentang Islam.

Suatu malam aku menemukan diriku berjalan di jalanan dengan Phildel di bawah hujan dan tak tahu harus kemana, setelah bertengkar hebat dengan suamiku dan kami diusir. Aku ingat mengangkat mataku ke langit dan memohon pada Tuhan untuk membantuku entah bagaimana atau memberiku suatu pertanda kalau Dia ada. Entah bagaimana caranya, kami sampai di sebuah rumah yang ternayata milik perempuan berjilbab yang pertama kali aku mengenal Islam darinya!

Setelah menemukan rumah sendiri, aku mulai belajar Islam. Lama aku mempelajarinya, sebelum akhirnya yakin, Islamlah agama yang pas buatku. Phildel membuatku maju-mundur untuk bersyahadat, namun akhirnya aku kuatkan hati dan menjadi Muslim. Aku kini sudah menikah lagi dengan pria Muslim dan memiliki seorang anak dengannya, Amina namanya.

Phildel, yang aku besarkan sebagai seorang Katolik Roma sampai perceraianku, tanpa aku sadari sangat antusias tentang Islam dan mengatakan syahadat sendiri. Dia kemudian memilih nama Zara. Phildel kini memilih tinggal dengan ayahnya.


Phildel: ibuku dan aku sangat dekat, tidak ada seorang pun di dunia ini yang aku cintai selain dia. Pada tahun-tahun menjelang perceraian orang tuaku, kami menghabiskan lebih banyak waktu di sekitar keluarga Muslim.

Setelah perceraian kehidupan kami menjadi semakin sulit; pernikahan orang tuaku mencapai titik yang paling bergolak dan aku lebih dari lega ketika seluruh cobaan berat itu berakhir. Aku menandai perubahan yang positif dalam diri ibu dan ayah saya segera setelah mereka berpisah. Saya pikir sekitar waktu ini ibu saya mengalami pengalaman yang membangkitkan semangat luar biasa di rumah seorang teman dan kemudian menjadi seorang Muslim.

Aku? Meskipun aku tidak pernah dipaksa untuk menjadi seorang Muslim, saya menyadari langkahku menjadi Muslim adalah hasil pengaruh lingkungan. Aku tumbuh di sekitar keluarga Muslim, maka secara tak langsung pikiranku ternegaruh. Itulah sebabnya, setelah bersyahadat, aku sempat kembali ke agama lama; hanya untuk meyakinkanku agama apa sebetulnya yang dipilih hatiku.

Kini aku tinggal terpisah dari ibu - aku tinggal bersama ayah kandungku - dan berpikir Islam adalah agama yang indah. Aku senang membantu di masjid dan berbicara dengan saudara-saudara Muslimku. Kurasa aku hanya ingin mengalami sesuatu yang membuatku tahu ini adalah arah yang perlu aku ambil, arah yang benar, yaitu menjadi Muslim.

Jadi sampai sekarang aku masih belajar.

republika.co.id
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |


Model AS Sara Bokker: Menjadi Muslim, Aku Bak Terbebas dari Belenggu Perbudakan

 Model AS Sara Bokker: Menjadi Muslim, Aku Bak Terbebas dari Belenggu Perbudakan
Sara Bokker

Dari kecil, tak ada cita-cita lain Sara Bokker, seorang model, selain hidup berbalut kemewahan. Itu pula yang mendasarinya memilih tempat tinggal di Florida dan kemuadian South Beach di Miami, hotspot bagi mereka yang mencari kehidupan glamor. Di usia awal 20-an, ia sudah meraih mimpinya: menjadi seorang model dan personal trainer, tinggal di apartemen kelas atas, dan tiap akhir pekan berjemur sepanjang siang di Pantai Miami yang eksotis. "Sungguh sebuah living in style sesungguhnya, seperti yang kuimpikan," katanya.

Hingga kemudian, ia mengenal paham feminisme. Ia berkaca lagi. "Aku merasa aku adalah budak mode. Aku adalah 'sandera' bagi penampilanku sendiri," katanya.

Ia mulai melarikan diri dari dunia glamornya. Ia meninggalkan alkohol dan pestapora yang tak pernah dilewatkannya, dan melarikan diri pada meditasi, menjadi aktivis feminis, dan menekuni apa yang disebutnya 'agama alternatif'. "Namun kusadari kini, itu sebua hanya sebatas 'pembunuh rasa sakit' dan bukan obat yang sesungguhnya," katanya.

Di tengah kebimbangannya, Tragedi 11 september 2001 terjadi. Perang salib baru dikobarkan di seluruh Amerika Serikat, begitu ia menyatakan. Namun bagi Sara, hikmah lain datang: ia jadi mengenal ada agama bernama Islam...dan membuatnya penasaran. Informasi yang didapatkan pertama kali tentang agama ini adalah: wanita terkurung dalam tenda, diikuti oleh umat yang merupakan 'para pemukul istri', harem, dan terorisme. Sesuatu yang sungguh berlawanan dengan paham feminisme yang mulai merasuk dalam dirinya.

Suatu hari, secara iseng ia membuka kitab yang disebutnya sangat kontroversial di Barat; Alquran. Ia terhenyak. "Aku pertama kali tertarik pada gaya dan pendekatan Alquran, dan kemudian tertarik pandangan tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta dan ciptaan," katanya. "Aku menemukan Alquran sangat menghujam dalam sanubari, bahkan untuk memahaminya kita tak perlu interpreter atau pendeta."

Ia makin giat mempelajari Islam setelah itu. Ia membeli banyak buku-buku keislaman, atau membacanya di internet. "Hingga satu hari tanpa sadar aku membeli gaun panjang yang cantik dan penutup kepala menyerupai busana wanita Muslim dancberjalan menyusuri jalan yang sama dan lingkungan di mana beberapa hari sebelumnya aku berjalan dalam celana pendek, bikini, atau pakaian ala Barat lainnya," katanya.

Meskipun orang, lingkungan, dan toko-toko semua sama seperti sebelumnya, namun ia merasa berbeda melihatnya. terutama, saat melihat dirinya. "Bila sebelumnya orang melihatku dengan pandangan bernafsu, bak pemburu melihat mangsanya, dengan busana ini aku tak menemukannya. Tiba-tiba aku merasa rantai yang membelengguku sudah terlepas...dan aku kini bebas!" katanya.

Ia menemukan islam di jantung kehidupan bebas dunia, Amerika, Miami tepatnya. Di kota ini, ia bersyahadat.

"Hari ini aku masih seorang feminis, tapi seorang feminis Muslim, yang menyebut kaum perempuancmemikul tanggung jawab mereka dalam memberikan semua dukungan yang mereka bisa dan menjadi muslim yang baik. Untuk membesarkan anak-anak mereka sebagai Muslim sehingga dapat menjadi cahaya untuk seluruh umat manusia," katanya. Satu lagi hal penting yang dilakukannya: menyampaikan pengalamannya pada sesama perempuan yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan seperti dirinya.

republika.co.id
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |


McDonald's Terancam Bangkrut

 McDonald's Terancam Bangkrut
Lambang jaringan makanan McDonald's

NEW YORK—Perusahaan penyedia makanan cepat saji, Mc Donald’s terancam bangkrut jika krisis ekonomi zona euro terus berlanjut. Hal ini lantaran laba perusahaan-perusahaan AS sebagian besar berasal dari penjualan di luar negeri.

“Jika (ekonomi) zona euro runtuh, akan berdampak negatif luar biasa di perusahaan seperti McDonald’s, “ ujar managing director perdagangan LandColt, Todd Schoenberger seperti dikutip Reuters, Ahad (2/10).

Investor Amerika Serikat mulai khawatir laba perusahaan akan semakin menurun lantaran gejolak di Eropa dan tanda-tanda melemahnya ekonomi Cina. Mereka mencemaskan ekonomi global akan berujung ke dalam resesi yang akan meredam pertumbuhan pendapatan AS. Padahal saat ini, ekonomi AS masih berjuang untuk bangkit dari krisis sebelumnya.

Penjualan luar negeri perusahaan-perusahaan AS telah melebihi target beberapa tahun terakhir. Penjualan luar negeri perusahaan yang masuk kategori Standard & Poor (S &P) 500 mencapai rata-rata 30 persen. “Kami tidak mengharapkan pendapatan besar di kuartal terakhir karena sudah mendapat petunjuk hal itu tidak akan terjadi, “ ujar Todd.

Perusahaan baru yang telah merasakan penurunan laba yakni Ingersoll Rand Plc.  Sahamnya sempat anjlok 12,1 persen menjadi 28,09 dolar AS. Diperkirakan pendapatan tersebut akan terus turun.

Selain itu, kinerja perusahaan S&P 500 juga jatuh ke level terburuk sejak 2008. Mereka diperkirakan memangkas target untuk akhir tahun ini. Pendapatan S&P turun 14,3 persen pada kuartal ketiga dan kehilangan sekitar 1,7 triliun dolar AS.

republika.co.id/
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |


Boaz Salossa Diistirahatkan dari Timnas Kala Lawan Qatar

 Boaz Salossa Diistirahatkan dari Timnas Kala Lawan Qatar
Boaz Salossa

JAKARTA — Boaz Solossa dicoret dari daftar skuat tim nasional Indonesia yang akan berhadapan dengan Qatar pada 11 Oktober mendatang. Tidak hanya Boaz sendiri, rekannya di Persipura Jayapura juga ikut mengalami hal yang sama, yakni Ricardo salampessy.

Pencoretan didasarkan ketidakhadiran keduanya dalam sesi latihan perdana timnas yang berlangsung di lapangan C Gelora Bung Karno, Ahad (2/10) pagi. Hanya dua Boaz dan Salampessy yang tidak tampak dalam sesi latihan yang dipimpin pelatih kepala Wim Rijsbergen.

Selebihnya 24 pemain termasuk Irfan Bachdim, Yongki Ariwibowo, serta Zulham Zamrun yang sehari sebelumnya masih berlaga untuk timnas U-23 di Bandung, turut serta dalam latihan perdana yang berlangsung dalam cuaca terik itu.

Ketua Komite Timnas PSSI, Bob Hippy membenarkan ketidakhadiran Boaz dan Salampessy. Dia pun tidak menampik bahwa kedua punggawa Persipura itu tidak akan disertakan di laga kontra Arab Saudi dan Qatar.

"Mereka diistirahatkan dulu karena memang fisiknya tidak mendukung. Keduanya sudah menelepon dan minta izin karena masih keletihan akibat laga Piala AFC di Irak," kata Bob ketika dihubungi wartawan, Ahad (2/10).

PSSI sendiri mengaku telah memberi izin bagi keduanya untuk beristirahat. Perjalanan marathon dari Jayapura hingga Irak Utara, dirasa telah menguras fisik Boaz dan Salampessy. Terlebih laga melawan klub Irak, Arbil, berlangsung dalam waktu berdekatan dengan persiapan timnas yang mulai berlangsung pada 1 Oktober. "Jadi kalau dipaksakan juga tidak mungkin. Selain merugikan tim juga pemain sendiri," tambahnya.

Kendati masih mangkir, PSSI belum akan menjatuhkan sanksi pada keduanya. Bob mengaku keduanya tetap akan disertakan di laga timnas berikutnya pada 11 November. Dia pun masih membuka pintu apabila Boaz dan Salampessy kembali bergabung.

"Tapi akan diistirahatkan dulu. Tidak akan dimainkan. Karena pemain lain lebih bugar dan telah berlatih lebih dahulu," pungkas Bob yang juga merupakan pemain timnas di era 70-an itu.

Absennya Boaz dan Salampessy dengan alasan lelah akibat membela Persipura cukup mengundang tanda tanya. Ini karena dua pemain Perspiura lain, Titus Bonai dan Stevie Bonsapia, yang juga tampil dalam laga di Irak, justru telah bercucur keringat bersama timnas U-23. Bagi Boaz, absennya merupakan yang kedua dalam tiga partai yang telah dilalui Indonesia.

www.republika.co.id
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |


Lagi Dan Lagi Empat nelayan RI ditangkap tentara Malaysia

Nelayan Indonesia berulangkali ditangkap oleh aparat militer Malaysia di Selat Malaka gara-gara tafsiran batas laut yang tak kunjung terselesaikan.



Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kota Medan memprotes penangkapan empat orang nelayan tradisionalasal asal Kecamatan Medan Belawan oleh Tentara Laut Diraja Malaysia, Sabtu (1/10).

"Kami memprotes tindakan oknum Tentara Laut Diraja Malaysia, karena menangkap nelayan Belawan di perairan Indonesia," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan Zulfahri Siagian kepada ANTARA di Medan, Minggu.

Nelayan Belawan yang ditangkap patroli Tentara Laut Diraja Malaysia(TDLM) itu adalah Effendi yang juga nakhoda kapal yang ditangkap, dan tiga anak buah kapal, yaitu Muhammad Yunan, Rahmat dan Wirya.

Perahu nelayan itu disergap kapal patroli TLDM bernomor lambung 137 saat menangkap ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) Selat Malaka.

Mereka dibawa ke wilayah Malaysia dan masih dalam tahanan Polisi Maritim Negeri Pulau Penang.

Berdasarkan data pada perangkat global positioning system atau GPS di perahu mereka, penangkapan terjadi pada koordinat 05.07.200 Lintang Utara dan 99.03.180 Lintang Timur.

"Dari titik koordinat tersebut terlihat jelas bahwa perahu nelayan itu saat ditangkap oleh patroli Tentara Laut Diraja Malaysia berada di wilayah perairan Indonesia," ujarnya.

HNSI Medan mendesak pimpinan institusi penegak hukum di Malaysia untuk membebaskan empat orang nelayan tradisional tersebut.

Zulfahri juga meminta pemerintah Indonesia mengajukan protes resmi kepada pemerintah Kerajaan Malaysia atas pelanggaran hukum yang dilakukan kapal patroli TLDM bernomor lambung 137 tersebut.

"Tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan para oknum Tentara Laut Diraja Malaysia menangkap dan menuduh perahu nelayan Belawan telah melanggar wilayah Malaysia, sangat tidak berdasar," katanya. (*)


antaranews.com
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |


Urkontinent: Bir ‘Buatan’ Google

Sepertinya Google sedang ingin mencoba banyak hal.  Setelah mengembangkan telepon genggam, games dan jejaring sosial, kali ini Google terlibat dalam proyek pembuatan bir.
Google berkolaborasi dengan Dogfish Head, tempat pembuatan bir yang berlokasi di Delaware, Amerika Serikat.
Seperti dikutip dari PC World, tentunya kerjasama ini merupakan teknik pemasaran yang sangat menguntungkan untuk Google dan Dogfish Head.
Pemilik Dogfish Head, Sam Calagione, mengatakan bahwa bir edisi terbatas ini dinamakan Urkontinent, yang memiliki arti bahwa setiap benua (continent) di dunia ini dapat disatukan seperti membentuk puzzle.
“Inilah yang dilakukan Google setiap harinya — mengambil potongan-potongan informasi dari berbagai benua yang terpisah-pisah lalu menggabungkannya menjadi sesuatu yang menyatu dan utuh,” kata Sam.
Bir ini pun bukan bir sembarangan, karena mengandung kadar alkohol dua kali lebih tinggi dibandingkan jenis bir yang serupa.
Google telah menerima lebih dari 100 ide bahan baku dari kantor-kantor cabang Google di seluruh dunia.
Resep final untuk bir jenis Belgian Dubbel memiliki komposisi dari berbagai macam tanaman seperti wattleseed dari Australia, amaranth dari Amerika Selatan, teh hijau roobios dari Africa, Myrica Gale dari Eropa dan bahkan Google Honey, madu yang berasal dari Mountain View, California, tempat di mana Google memelihara lebah di tempat kerja mereka.
Urkontinent diluncurkan pertama kali tanggal 27 September di bar Dogfish Head Brewings & Eats yang berlokasi di pantai Rehoboth, Delaware.
Bir ini nantinya akan didistribusikan dalam beberapa bulan ke depan dengan jumlah yang disesuaikan dengan minat para pembeli.
Video pembuatan bir dengan durasi 13 menit ini menayangkan tutorial langkah-langkah pembuatan bir dan peran produk-produk Google dalam proses produksi, seperti Google Sites, Moderator, Hangout, Docs dan Apps.






Staf Google tidak hanya membantu dalam pembuatan situs, pengumpulan saran bahan baku dan merayakan ‘kelahiran’ bir kolaborasi ini saja, tetapi mereka benar-benar turun tangan langsung untuk membuat bir ini.
“Saya sudah melakukan banyak hal sejak saya bekerja di Google, tapi pembuatan bir ini merupakan hal yang paling menyenangkan, sangat ‘google’ sekali dan tentunya merupakan mimpi dari para penikmat bir. Jadi saya ucapkan selamat untuk Urkontinent,” kata Adam Lutz, facilities manager Google.
Google sendiri menambahkan bahwa perusahaan mereka mendukung penyaluran setiap minat karyawan mereka, termasuk proyek pembuatan bir ini. Namun Google juga menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengembangkan bisnis bir.

source:
Minggu, Oktober 02, 2011 | 0 komentar |