Lagu Minang BOY SANDY
01. Boy Sandy - 01 Rindu Diawan Biru
02. Boy Sandy - Seroja
03. Boy Sandy - Seso Malam Lagang
04. Boy Sandy - Cinto Manikam
05. Boy Sandy - sahabat pena
06. Boy Sandy - Lapuak Janjang Dek Mananti
07. Boy Sandy - Bungo Pindah Jambangan
08. Boy Sandy - Janji Ganti Aie Mato
09. Boy Sandy - Luko Den Baok Mati
10. Boy Sandy - Cabiak Pitih Basi
11. Boy Sandy - Malam Lagang
12. Boy Sandy - Bagaliuk Malang
13. Boy Sandy - HILANG PAMENAN DIRI
14. Boy Sandy - Babagi Sayang
15. Boy Sandy - RINTANG ANAK TABUANG
16. Boy Sandy - Kasih Pelabuhan Ratu
17. Boy Sandy - Berbeda Langkah
18. Boy Sandy - Biarkan Ku Pergi
11. Boy Sandy - Malam Lagang
12. Boy Sandy - Bagaliuk Malang
13. Boy Sandy - HILANG PAMENAN DIRI
14. Boy Sandy - Babagi Sayang
15. Boy Sandy - RINTANG ANAK TABUANG
16. Boy Sandy - Kasih Pelabuhan Ratu
17. Boy Sandy - Berbeda Langkah
18. Boy Sandy - Biarkan Ku Pergi
19. Boy Sandy - Dimana Ku Cari Ganti
20. Boy Sandy - Semalam Di Malaysia
21. Boy Sandy - Fatwa Pujangga
22. Boy Sandy - Oh Dimana
23. Boy Sandy - Mengharap ‘Tuk Kembali
Lagu Minang Tiar Ramon
Tiar Ramon penyanyi dekade 60-70 an asal Sumatera Barat begitu dikenal dengan lagu melayunya. Walaupun kini telah tiada sejak Oktober tahun 2000, akan tetapi karyamu tetap dikenang. Perhatikan untuk alunan Melatiku mengingatkan akan lagu May Way. Lagu lain karya S. Effendi yang cukup terkenal yaitu Surga Di Telapak Kaki Ibu dan Fatwa Pudjangga bersama Band The Commandos dan Band Vista.
Lagu Minang FEBIAN
- 1. Febian - Seso Rindu
- 2. febian - senja menangis
- 3. Febian - Kehancuran Sebuah Cinta
- 4. Febian - Katiko Cinto Musti Mangalah
- 5. Untuk Mu Sayang - FEBIAN
- 6. Febian - Ratok Parantauan
- 7. Febian - Demi Cinta ini
- 8. FEBIAN - PENANTIAN
- 9. Febian-anak jalanan
- 10. Febian - Bialah Angin Nan Tahu Rindu
- 11. Febian - 1001 Malam
- 12. Febian - KATIKO BULAN MANYAPO
- 13. Febian - Langang Di Bulan Tarang
- 14. Febian cinto larangan
- 15. Febian - PASRAH TAK RILA
- 16. Febian-isak di hari rayo
- 17. Febian - Kehancuran Sebuah Cinta
- 18. Febian - cinto partamo
- 19. febian Ketika Rindu Menyapa
- 20. Febian baraliah ganggam
- 21. Febian - Fantasi Mimpi
- 22. febian - sapayuang
- 23. febian tingga bayangan
- 24. Febian - Langang Di Bulan Tarang
- 25. Seso Parambah Rimbo - Febian
- 26. febian - rindu tak talarai
- 27. Payuang Daun Pisang
- 28. FEBIAN - Joget Lalala
Lagu Minang Melati
- 1. Melati - Aia Narako
- 2. Melati - Ayam Sikua Talinya Duo
- 3. Melati - Biduak Pincualang
- 4. Melati - Cupak Ambiak Lado
- 5. Melati - Denai Bisikan
- 6. Melati - Dikaja Banci
- 7. Melati - Dikijoknyo
- 8. Melati - Jaman Tea
- 9. Melati - Malang Bacinto
- 10. Melati - Malereang Tablang
- 11. Melati - Mambana Den Uda
- 12. Melati - Mudiak
- 13. Melati - Rangdang Kopi
- 14. Melati - Sakik Sanang Bersamo
- 15. melati - santuang palalai
- 16. Melati - Sinar Riau
- 17. Melati - Tanbaro Sakit Gigi
- 18. Melati - Tangi Juo
- 19. Melati - Tanti Batanti
- 20. Melati - Ya Ohoy
Lagu Minang Rika Santi
- 1. Rika Santi - Sakali pandang manjadi sayang
- 2. rika santi - ratok dipusaro
- 3. Rika Santi - Pinanglah denai
- 4. Rika Santi - Mananti janji
- 5. Rika Santi - Kana
- 6. Rika Santi - Jan cinto dek raso ibo
- 7. Rika Santi - Gabak hitam
- 8. Rika Santi - Dingin
- 9. Rika Santi - Bulan sabik
- 10. Rika Santi - Surek undangan
Pantai Barcelona
Pantai Barcelona adalah pantai yang terletak di Nagari Sei Limau, Sungai Limau Kecamatan, sekitar 70 km dari Kota Padang, 50 km dari Bandara BIM dan 20 km dari Kota Pariaman,pantai ini sekarang sepi pengunjung setelah gempa aceh yang menghancurkan wilayah barat provinsi sumatera,wisata indonesia surga Dunia
Sejarah Payakumbuh dan Beberapa Foto-foto Payakumbuh Tempo Dulu
pasar payakumbuh tahun 1930
ini foto taram tahun berapa ya?
sepertinya ini sekitar bioskop kencana deh. tapi tahun berapa ya?
masih ingat dengan ini kan?
mesjid gadang balai nan duo
pacu itik kapan dimulai lagi ya?
bebendi-bendi dulu deh....
nonton pacu kuda dulu deh....
AGAK susah dan sedikit membingungkan memang untuk menelusuri sejarah Payakumbuh, apalagi sejarah tempo doeloe.Tempo dimana tambo (referensi bagi sebagian urang Minang) masih menyebut gunung Merapi baru sebesar telur itik, dan kereta api masih beratapkan ijuk alias daun aren.
Menurut tambo dan warih nan bajawek (petuah yang didengar), nama Payakumbuh berasal dari suku kata "kumbuah nan payau" (sebagian juga menyebut kumbuah nan bapayau).
Payau sendiri, merupakan rawa-rawa yang menjadi "habitat" berbagai jenis tumbuhan air. Sedangkan Kumbuah dianalogikan sebagai sejenis mansiang (tumbuhan yang lembaran daunnya dibuat untuk kambuik).
Dari beberapa kabar, dulu lapakan poliko (kapten tantawi) banyak ditumbuhi kumbuah dan daerah itu terdiri payau (rawa-rawa)
Namun, dari berbagai sumber lain, daerah Kumbuah Nan Payau itu adalah daerah yang mula-mula diteruka di samping Aia Tabik dan Titian Aka (sekarang Tiakar). Kenapa bisa demikian?
Menurut legenda yang beredar dari mulut ke mulut, sebelum daerah di sekitar lapangan Poliko atau di Kumbuah Nan Payau diteruka anak manusia. Sebenarnya daerah di Aia Tabik dan Titian Akar serta Koto Nan Gadang juga sudah memiliki penghuni. Malahan, ada keyakinan, nenek moyang di ketiga daerah ini bersamaan datangnya dengan para penghuni Kumbuah Nan Payau?
Adapun nama-nama nenek moyang tersebut, penulis belum mendapatkan informasi yang mendetail. Semoga kapan-kapan penulis mendapatkan informasi lebih jauh...
Source:
Sejarah Bukittinggi
Semasa pemerintahan Belanda, Bukittinggi selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakan Gemetelyk Resort berdasarkan Stbl tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya pada tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih ada dam dikenal sebagai Benteng Fort De Kock. Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir yang berada di wilayah jajahannya.[1]
Pada masa pemerintahan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand, karena disini berkedudukan komandan Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba dan Bukit Batabuah yang sekarang kesemuanya itu kini berada dalam daerah Kabupaten Agam, di Kota ini pulalah bala tentara Jepang mendirikan pemancar radio terbesar untuk pulau Sumatera dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan perang Asia Timur Raya versi Jepang.[1]
Pada masa perjuangan kemerdekaan RI, Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan. Dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949, Bukittinggi ditunjuk sebagai ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia ( PDRI ), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya Bukittinggi pernah menjadi ibukota propinsi Sumatera dengan gubernurnya Mr. Tengku Muhammad Hasan. Kemudian dalam PP Pengganti undang-undang No. 4 tahun 1959, Bukittinggi ditetapkan sebagai ibukota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang sekarang masing-masing keresidenan itu telah menjadi provinsi sendiri.[1]
Langganan:
Postingan (Atom)