Fatner


Pengikut

Kronologi Kerusuhan Ambon Versi Mabes Polri

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/j0uUNstKPaRlYd48kduWxg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7Zmk9aW5zZXQ7aD0yNzA7cT04NTt3PTQzNg--/http://media.zenfs.com/id_ID/News/Tribune_News/kerusuhan-ambon-massa-di-tugu-trikora.jpg
 
Kepala Bareskrim Polri, Komjen (Pol) Sutarman mengatakan kerusuhan di Ambon dipicu tewasnya seorang tukang ojek dalam kecelakaan tunggal, namun sempat dipukuli oleh sekelompok orang. Nyawanya tidak tertolong saat dilarikan ke rumah sakit.

"Ada seorang tukang ojek yang sebenarnya kecelakaan tunggal tapi malah dipukuli kelompok tertentu, sehingga terjadi balas dendam setelah upacara pemakaman," ujar Sutarman saat hendak mengikuti rapat perihal rusuh Ambon ini di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (11/9/2011) petang.
Berdasarkan informasi yang diterima, lanjur Sutarman, tewasnya si tukang ojek adalah murni karena kecelakaan tunggal. Perbedaan keyakinan antara kelompok si tukang ojek dan kelompok pemukul memicu kerusuhan makin meluas.

"Kecelakaan lalulintas tunggal, out of control. Tapi malah dipukuli oleh warga desa itu, ya mungkin oleh kelompok lain. Orang kecelakaan tunggal, kok digebukin?. Itu yang jadi pemicu," ujarnya.
Sepengetahuan Sutarman, kondisi terakhir di Ambon masih mencekam. Namun, ia belum mendapatkan laporan korban jiwa ataupun luka dalam kerusuhan tersebut.
 
yahoo.com
Senin, September 12, 2011 | 0 komentar |


Wim Rijsbergen tak Cocok Latih Timnas, Jos Luhukay Dinilai Lebih Pas

http://l1.yimg.com/a/i/sea/id/10/jos_luhukay_getty_thomas_niedermuller_392.jpg
John Taihuttu, pelatih junior Fortuna Sittard, menilai Wim Rijsbergen kurang cocok melatih timnas Indonesia. Taihuttu, yang mengomandoi tim Keturunan Maluku melawat ke Indonesia Maret 2011, lebih memilih Jos Luhukay sebagai pelatih yang pas untuk mengarsiteki timnas Indonesia.


Taihuttu meragukan kualitas Wim Rijsbergen sebagai pelatih.
"Sebagai pemain, Wim memang sangat bagus,'' katanya. ''Tapi, dia belum pernah menunjukkan prestasi sebagai pelatih. Pada 2006 di Trinidad dan Tobago, dia sukses sebagai asisten (Leo Beenhakker, red). Tapi, dia tidak sukses ketika menjadi pelatih kepala."

Ditanya soal pelatih yang cocok bagi timnas Indonesia, John Taihuttu kepada Radio Nederland menyebut nama Jos Luhukay yang mengarsiteki FC Augsburg di Liga Utama Jerman.
"Dia berlatar belakang Maluku dan memiliki ikatan dengan Indonesia. Pengalamannya di Jerman bisa bermanfaat bagi sepakbola Indonesia," ujar John Taihuttu memberi alasan.

source: yahoo.com
Senin, September 12, 2011 | 0 komentar |


Gamawan Fauzi dan Basrief Arief "alumni terbaik" Unand

 http://img.antaranews.com/new/2011/03/ori/20110309041204mendagri.jpg

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan Jaksa Agung Basrief Arief dinobatkan sebagai "Alumni Terbaik" atau "The Best Alumni" Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat.

Penghargaan itu diberikan saat perayaan hari ulang tahun ke-60 Fakultas Hukum Unand di Aula Kampus FH Unand jalan Pancasila, Padang, Minggu malam.

Ketua Panitia HUT Fakultas Hukum Universitas Andalas Prof Saldi Isra mengatakan, keduanya ditetapkan sebagai alumni terbaik melalui pengkajian dan pendalaman dari 23 nominator.

Berdasarkan hasil rapat panel pemilihan, paparnya, ditetapkan tujuh kriteria untuk menentukan The Best Alumni, yakni, meraih gelar S1 Sarjana Hukum Unand, memiliki perhatian terhadap almamater dan memberikan kebanggaan terhadap almamater dan alumni.

"Mereka juga harus dikenal secara luas oleh masyarakat, memberikan kontribusi luas terhadap masyarakat, memiliki integritas, serta mencapai prestasi atau karier di bidang kerjanya," katanya menambahkan.

Gamawan Fauzi merupakan Alumni FH Unand tahun 1982. Gamawan memulai karier di Kantor Direktorat Sosial Politik (Ditsospol) Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Pada usia 37 tahun, ia terpilih menjadi Bupati Solok selama dua periode yaitu 1995-2000 dan periode 2000-2005.

Selanjutnya, pria kelahiran Solok, 9 November 1957 tersebut, memenangkan pemilihan Gubernur Sumbar pada 2005 dalam satu putaran. Selang empat tahun kemudian, peraih penghargaan "Bung Hatta Anti-Corruption Award" (BHACA) itu diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Indonesia Bersatu II.

Sementara, Basrief adalah alumni yang menamatkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Andalas pada 1975. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Kejakasaan Negeri Belawan, Sumatera Utara (1991), Kajari Cibinong, Jawa Barat (1995), dan Kajari Jakarta Pusat (1996).

Pada 1997, laki-laki kelahiran Tanjung Enim, Sumatera Selatan, 23 Januari 1947 tersebut diangkat menjadi Jaksa Agung Muda Intelijen dan diangkat menjadi Wakil Jaksa Agung pada 2005.

"Semoga keberhasilan Bapak Gamawan Fauzi dan Basrief Arief menjadi motivasi bagi segenap civitas akademika Fakultas Hukum terutama mahasiswa dalam meraih masa depan mereka," harap Saldi. 



source: antaranews.com
Senin, September 12, 2011 | 0 komentar |


Asal usul bentuk rumah gadang

 
Bentuk atap rumah gadang yang seperti tanduk kerbau sering dihubungkan dengan cerita Tambo Alam Minangkabau. Cerita tersebut tentang kemenangan orang Minang dalam peristiwa adu kerbau melawan orang Jawa.
Bentuk-bentuk menyerupai tanduk kerbau sangat umum digunakan orang Minangkabau, baik sebagai simbol atau pada perhiasan. Salah satunya pada pakaian adat, yaitu tingkuluak tanduak (tengkuluk tanduk) untuk Bundo Kanduang.
Asal-usul bentuk rumah gadang juga sering dihubungkan dengan kisah perjalanan nenek moyang Minangkabau. Konon kabarnya, bentuk badan rumah gadang Minangkabau yang menyerupai tubuh kapal adalah meniru bentuk perahu nenek moyang Minangkabau pada masa dahulu. Perahu nenek moyang ini dikenal dengan sebutan lancang.
Menurut cerita, lancang nenek moyang ini semula berlayar menuju hulu Batang Kampar. Setelah sampai di suatu daerah, para penumpang dan awak kapal naik ke darat. Lancang ini juga ikut ditarik ke darat agar tidak lapuk oleh air sungai.
Lancang kemudian ditopang dengan kayu-kayu agar berdiri dengan kuat. Lalu, lancang itu diberi atap dengan menggantungkan layarnya pada tali yang dikaitkan pada tiang lancang tersebut. Selanjutnya, karena layar yang menggantung sangat berat, tali-talinya membentuk lengkungan yang menyerupai gonjong. Lancang ini menjadi tempat hunian buat sementara. Selanjutnya, para penumpang perahu tersebut membuat rumah tempat tinggal yang menyerupai lancang tersebut. Setelah para nenek moyang orang Minangkabau ini menyebar, bentuk lancang yang bergonjong terus dijadikan sebagai ciri khas bentuk rumah mereka. Dengan adanya ciri khas ini, sesama mereka bahkan keturunannya menjadi lebih mudah untuk saling mengenali. Mereka akan mudah mengetahui bahwa rumah yang memiliki gonjong adalah milik kerabat mereka yang berasal dari lancang yang sama mendarat di pinggir Batang Kampar.
 
Senin, September 12, 2011 | 0 komentar |