Fatner


Pengikut

Semen Padang FC - on Regional Minangkabau






Semen Padang FC

Nama lengkap Semen Padang Football Club
Julukan Kabau Sirah (Kerbau Merah / Red Bull)
Didirikan Minggu, 30 November 1980
Stadion Stadion Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Indonesia (Kapasitas: 28.000)
Ketua Umum -
Sekretaris Daconi
Bendahara Ampri Satyawan
Manajer Asdian
Pelatih Nil Maizar
Dokter Tim dr. Rifdasri




Semen Padang FC
Semen Padang Football Club (dahulu Persatuan Sepak bola Semen Padang) adalah sebuah klub sepak bola yang dimiliki oleh PT Semen Padang yang merupakan perusahaan semen tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1910. Klub sepak bola yang berdiri sejak 30 November 1980 ini bermarkas di Indarung, Padang, Sumatera Barat, dan memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Agus Salim.

Sejarah
Persatuan Sepakbola Semen Padang (PS Semen Padang) merupakan mantan kontestan Galatama, kompetisi sepakbola semi-profesional yang pernah digulirkan PSSI. Pendanaan yang rutin dari perusahaan semen itu, membuat klub ini terus eksis dan tidak pernah mengalami krisis finansial, seperti melanda sejumlah klub plat merah yang mengandalkan dana APBD. Semen Padang berhasil meraih peringkat ke-3 Divisi Utama Liga Indonesia 2009–10 sehingga berhak promosi ke Liga Super Indonesia 2010–11. Pelatihnya waktu itu adalah Arcan Iurie (Moldova).


Prestasi
Galatama:
1981-1993
Divisi Utama Liga Indonesia:
1994–95: Peringkat 5 Wilayah Barat
1995–96: Peringkat 9 Wilayah Barat
1996–97: Peringkat 7 Wilayah Barat
1997–98: Peringkat 9 Wilayah Barat (kompetisi tidak selesai)
1998–99: Peringkat 3 Babak 10 Besar / Peringkat 2 Grup I Wilayah Barat
1999–2000: Peringkat 6 Wilayah Barat
2001: Peringkat 7 Wilayah Barat
2002: Semifinalis / Peringkat 1 Wilayah Barat
2003: Peringkat 8
2004: Peringkat 15
2005: Peringkat 10 Wilayah Satu
2006: Peringkat 11 Wilayah Satu
2007: Peringkat 16 Wilayah Barat
2008: Peringkat 2
2009–10: Peringkat 3 Babak 8 Besar / Peringkat 1 Grup 1
2011: Peringkat 4


Stadion
Semen Padang saat ini memiliki stadion dengan kapasitas 28000 kursi dengan nama Stadion Agus Salim, yang merupakan stadion kebangaan Semen Padang FC dan Minangkabau FC


Skuad Semen Padang FC Season 2010/2011


No.---Pos. Nama
01 GK Syamsidar
03 DF Syafruddin
05 DF David Ngan Pagbe
06 MF Yu Hyun Koo
07 FW Suheri M Daud
08 MF Elie Aiboy
10 MF Vendry Ronaldo Mofu
11 DF Hengky Ardiles Rumbiak
12 MF Dedy Hartono
13 MF Muhammad Rizal
14 DF Gusripen Efendi
17 FW Budi Kurnia
20 DF Park Chul-Hyung
22 FW Edward Junior Wilson
23 MF Esteban Gabriel Vizcarra
24 MF Heru Nerly
25 MF Anda Hendrawan
26 FW Saktiawan Sinaga
27 DF Tommy Rifka Putra
33 GK Dicky Jamalis
66 MF Rudi
69 GK Jandia Eka Putra
77 DF Muhammad Fauzan Jamal


Bang Ickhsan (kiri) dan Bang Bonario (kanan)









THE KMER'S dan SPARTACK'S satu dukung SEMEN PADANG FC



source: kaskus.us
Sabtu, Juli 30, 2011 | 0 komentar |


Wisata Religius ke Makam Syekh Burhanuddin

 

VIVAnews - Menjelang Ramadan, ratusan jamaah duduk tafakur di halaman depan komplek makam Syekh Burhanuddin, di Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Sebagian besar dari peziarah menggenggam tasbih, fokus memanjatkan do'a di pelataran makam yang dihiasi bunga kamboja.

Saat itu, matahari kian terik, ratusan orang tak henti-hentinya menanggalkan sandal dan memasuki ruang pemakaman Sekh Burhanuddin yang cukup terkenal di kota Minang itu.

Ketika VIVAnews.com, Senin 9 Agustus 2010, menyempatkan diri berkunjung ke makam ulama besar Minang ini, terlihat desain bangunan areal makam ini cukup unik bercirikan arsitektur masjid pada abad ke-16.

Arsitektur Minang terasa kental dengan ciri atap gonjong (runcing) mendominasi bagian atap bangunan makam. Namun, sentuhan arsitektur Jepang juga terasa di bagian atap bangunan yang memiliki atap tumpang persegi dipadu atap gonjong.

Menjelang Ramadan ini, makam Syekh Burhanuddin ramai dikunjungi peziarah penganut tarekat Islam Sattariyah di Sumatera Barat. Lokasi makam ulama ini tidak pernah sepi dari peziarah.

Makam Syekh Burhanuddin ini berdiri di areal yang luasnya diperkirakan sekitar satu hektare persegi. Makam ini berada tepat di kawasan pasar Ulakan yang ramai dikunjungi warga setempat.

Selain menjadi lokasi untuk memanjatkan doa bagi penganut tarekat Sattariyah, areal makam Syekh Burhanuddin merupakan tempat wisata religius bagi penganut Islam. Saat memasuki areal makam, sejumlah panganan khas daerah menghiasi jalan masuk areal makam.

Para pedagang yang berjejer di jalan masuk menuju areal makam didominasi pedagang buku-buku Islam serta kemenyan dan batu giok. Mereka juga menawarkan Quran kecil yang diyakini mampu melindungi pembelinya dari bala.

Di makam ini, peziarah memanjatkan doa-doa keselamatan hidup di dunia. "Banyak yang datang ke sini untuk memanjatkan doa agar mendapatkan rezeki (anak)," ujar Umayah (65) pedagang makanan ringan di areal makam.

Peziarah meyakini, areal makam Syekh Burhanuddin merupakan salah satu lokasi keramat di mana doa-doa akan terkabul. Bahkan, di kalangan masyarakat awam dipercaya, mengunjungi makam sealama tujuh kali tak ubahnya seperti menunaikan ibadah haji.

Namun, hal itu dibantah Guru besar Ilmu Taswuf  Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang  Prof Duski Samad, bahwa paham seperti itu sesat. "Ini tidak benar dan terkesan menyesatkan. Ulama perlu meluruskan ini, karena terjadi distorsi di tengah ummat," ujar Duski Samad.

Karena itu, diimbau agar dinas pariwisata setempat untuk memberikan panduan yang jelas bagi peziarah. "Ziarah boleh dengan tidak mengagungkan makam. Cara-cara ini yang perlu diperhatikan pemerintah untuk menghindari ummat berbuat sesat," katanya.

Seperti diketahui, Syekh Burhanuddin merupakan ulama penyebar Islam di Minangkabau pada abad ke-17. Ulama besar ini memiliki pengetahuan yang mendalam tentang Islam dan diyakini memiliki kekuatan supranatural.

Tak hanya menjelang Ramadan, makamnya juga sangat ramai dikunjungi peziarah jika masuk bulan Syafar bertepatan dengan meninggalnya ulama besar ini. Masyarakat setempat menyebut tradisi tersebut dengan istilah 'basyafar'.

Menurut Ali Imran Tuanku Radhi, juru kunci makam, basyafar merupakan rangkaian ibadah yang dilakukan untuk mengagungkan pencipta. Ritual ini juga menyempatkan untuk membuka kembali peninggalan syekh Al-Quran yang terbungkus kulit mayang. (umi)
Sabtu, Juli 30, 2011 | 0 komentar |


550 Personel Polresta Padang Amankan Prosesi "Balimau"



Padang (ANTARA News) - Polresta Padang menyiagakan 550 personel untuk pengamanan satu hari menjelang  bulan Ramadhan 1432 Hijriah.
 
Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko di Padang, Selasa, menyatakan, pihaknya telah menetapkan 550 personel untuk pengamanan prosesi "balimau" (kegiatan mensucikan diri sehari sebelum bulan puasa, red) yang sudah menjadi tradisi di Sumbar.

"Kita telah menyiapkan 550 personel dari jajaran Polres dan Polsek yang ada di kota ini untuk pengamanan pada hari `balimau`," katanya.

Wisnu menambahkan, anggota yang disiapkan untuk mengamankan hari "balimau" tersebut akan ditempatkan di 25 titik tempat wisata di Kota Padang.

Menurut data pihak kepolisian di Kota Padang, ada 25 titik lokasi pariwisata yang sering dikunjungi masyarakat menjelang memasuki bulan Ramadhan di sembilan kecamatan.

Sembilan kecamatan yang harus diawasi saat memasuki bulan Ramadhan adalah Koto Tangah, Pauh, Kuranji, Padang Barat, Padang Selatan, Lubugbegalung, Nanggalo, Bungus, dan Lubuk Kilangan.

Operasi keamanan jelang Ramadhan tersebut akan dilaksanakan Minggu (31/7), mulai pukul 15.00 WIB.

Dalam pengamanan jelang Ramadhan tersebut pihak kepolisian juga akan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Padang, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang, serta juga aparat dari TNI.

"Dalam pengamanan tersebut kita juga akan bekerja sama dengan instansi terkait lainnya, agar keamanan Kota Padang dan juga pengunjung di lokasi wisata dapat nyaman dalam menyambut bulan Ramadhan," jelas Wisnu.

Ia menambahkan, dalam pengamanan tersebut aparat di lapangan juga akan mengantisipasi tindakan kriminal, seperti pencurian serta kecelakaan lalu lintas.

Menjelang memasuki bulan Ramadhan, kebiasaan masyarakat di Sumbar setiap tahunnya adalah berpergian ke objek-objek wisata, dimana mereka biasa menamakannya dengan "balimau".

Saat "balimau" tersebut dibutuhkan pengaman ekstra dari pihak kepolisian, sebab tidak jarang terjadi tindakan kriminal selain juga kecelakaan lalu lintas.

Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, pengamanan di setiap lokasi wisata dan jalan raya di Kota Padang pada tahun ini akan semakin ditingkatkan.  (ANT276/R014/K004)
Sabtu, Juli 30, 2011 | 0 komentar |