Orang Minang Harus Punya Jiwa Niaga

http://bujangrantau.files.wordpress.com/2010/01/minta1.jpg

Kepiawaian orang Minang dalam berniaga tak perlu diragukan lagi. Betapa tidak, kebiasaan berdagang boleh dikatakan sudah menjadi tradisi leluhur nenek moyang. Sifat inilah yang ditanamkan masyarakat Minangkabau sejak dulu.


Hal itu diungkapkan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas (Unand) Padang, Yuliandre Darwis pada Seminar Kewirausahaan yang diselenggarakan Unit Pencinta Budaya Minangkabau (UPBM) Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, di Pangeran Beach Hotel, Jumat (9/9).


Pada seminar bertajuk Minangkabau Young Entrepreneur (MYE), itu Yuliandre menyebutkan, tradisi leluhur seperti ini seharusnya jangan sampai hilang seiring perkembangan zaman. Jadi, bukan saja menjadi tanggung jawab mamak kepada kemanakannya, namun juga semua elemen masyarakat Minangkabau. “Mereka (orang Minang dulu, red) tegar dan pantang menyerah. Jadi tak salah jika mereka bisa sukses,” sebut pria yang juga Sekum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumbar itu.


Pembicara lainnya, Ketua Saudagar Muda Minangkabau (SMM), Fahira Fahmi Idris, mengatakan, berbagai hal bisa dijadikan peluang usaha. Tak usah memulainya dari usaha besar yang butuh banyak modal, tapi mulailah dari usaha yang ringan-ringan.


Sikap percaya diri, jujur, konsisten dan berani menghadapi risiko dan pantang menyerah, merupakan faktor pendukung menuai sukses. “Saya akui, dulunya kehidupan saya tak lepas dari dagang, tapi sikap pantang menyerah ada dalam diri saya. Alhamdullilah sekarang saya bisa menikmati hasil kerja keras saya,” sebut anak mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Fahmi Idris itu.


Sementara itu, Buya Mas’oed Abidin mengatakan, generasi muda harus paham, watak berniaga sudah erat melekat di dalam diri orang Minangkabau sejak dulunya. Bahkan, meski tanpa ilmu pengetahuan yang tinggi, mereka bisa sukses luar biasa. Bahkan, ada juga yang sukses tanpa ada mengeluarkan uang sedikit pun.


“Sebenarnya, untuk sukses itu tak perlu harus mengeluarkan uang yang banyak. Tapi yakinlah, di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan,” sebut alumni UPBM Unpad itu.


Seminar bertajuk “Pemuda Berkarya, Budaya Memandang” ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat wirausaha pemuda Minang dan melestarikan budaya bangsa menjadi landasan bagi UPBM, Unpad.


Ide seminar MYE tercetus berdasarkan fenomena yang muncul saat ini. Fenomena yang terjadi sekarang adalah kebanyakan orang Minang tidak lagi atau kurang memandang bahwa dagang juga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan hidup, yang berbeda dengan budaya yang sebenarnya pada Minangkabau sendiri.


Kecenderungan pemuda sebagai generasi penerus pada saat ini adalah lebih memilih untuk menjadi pekerja profesional atau pegawai. Banyak mahasiswa yang telah merencanakan masa depan untuk bekerja pada suatu perusahaan atau instansi setelah menyelesaikan studinya. (zl) 

sourece: