Blog Awak: Seorang pria bernama Arifin Wardianto (54), yang mengaku berasal dari Anti Korupsi Independen Yogyakarta, nekat menyayat jidatnya dengan cutter hingga bercucuran darah di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (15/9/2011) siang.Aksi nekat Arifin dimulai dengan merantai kakinya lebih dulu sambil duduk di anak tangga lobi Gedung KPK. Sontak saja wartawan langsung berkerumun. Tak lama kemudian, pria bertubuh gempal itu langsung berkoar-koar.
"Aku ini Arifin Wardianto, yang namanya revolusi itu mahasiswa tidak perlu berkoar-koar," seru Arifin.
"Nih, mau lihat yang namanya revolusi. Revolusi KPK harus dengan darah, ini yang namanya revolusi," lanjut Arifin sambil menyayat jidatnya dengan cutter yang diambil dari saku kemejanya.
Begitu darah segar mulai mengucur dari jidatnya, Arifin lantas menyekanya dengan telapak tangan yang kemudian dipeperkan ke kemeja putihnya. Sebelum aksi nekatnya semakin menjadi, aparat keamanan langsung merampas cutter yang masih digenggam erat Arifin.
Kehadiran Arifin pada siang itu di KPK untuk melaporkan dugaan pengambilan tanah negara untuk Hotel Tentrem Yogyakarta. Hotel Tentrem, yang saat ini dalam proses pembangunan, telah menempati tanah hak pakai bekas Hotel Mustokoweni dan hak pakai seorang dokter dengan luas tanah kira-kira 5.550 meter persegi. Tanah itu terletak di tepi Jalan AM Sangaji dan sebagian lagi di Kelurahan Cokrodiningratan, JT.2.129., Kecamatan Jetis, Yogyakarta.
Dalam rilis yang diedarkan Arifin, tanah negara yang dimaksudnya telah ditempati 25 kepala keluarga dengan areal luas lahan tanah kira-kira 9.000 meter persegi yang terletak berdampingan di sebelah timur hotel tersebut.
Jauh sebelumnya, Arifin juga sempat melakukan aksi memborgol diri di pintu masuk Gedung KPK akibat geram dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memenangkan Anggodo Widjojo, terdakwa perkara percobaan suap pimpinan KPK, dalam gugatan praperadilan Bibit-Chandra pada 21 April 2010 silam.
source: kompas.com