Menurut Sanchez-Pages dan Turiegano, sang peneliti, wajah simetris sering diasosiasikan dengan kondisi yang menarik dan lebih sehat. Anggapan inilah yang membuat pemiliknya menjadi lebih mandiri dan merasa kurang memerlukan orang lain. “Melalui seleksi alam selama ribuan tahun, karakteristik ini pun masih bertahan hingga saat ini,” tulis mereka.
Dalam penelitian ini dipakai model perilaku “prisoner’s dilemma”. Pada model ini, dua relawan diminta berperan sebagai “merpati” dan lainnya sebagai “elang”. Jika kebagian peran “merpati” maka harus berperilaku mulia. Dan, kalau dapat “elang”, berkesempatan berlaku egois.
Studi tersebut selanjutnya mengatakan, ada sikap tidak ingin bekerja sama dan tidak mengharap orang lain melakukan hal yang sama dari pemilik wajah simetris. Namun, kecenderungan ini tidak lantas bisa dijadikan patokan tingkah laku pada semua orang yang memiliki wajah simetris.
source: