(Oneindianews.com) |
Akibat peristiwa tersebut, seperti dilansir laman Oneindianews, Rabu (21/9), Gubernur Para, Ana Julia Carepa, langsung membebastugaskan sipir serta 20 penjaga penjara itu. Penjara itu terletak di sebuah kawasan yang berjarak 50 kilometer dari Belem, salah satu kota di Para.
Korban melaporkan kejahatan itu kepada aparat kepolisian pada 17 September, dan ia menyatakan bahwa dua gadis lainnya masih ditawan di penjara tersebut.
“Dia mengatakan tak bisa menghitung jumlah pria yang memperkosanya,” ujar Benilson Silva, petugas untuk pelayanan terhadap anak-anak di Kota Santa Izabel.
Sebelumnya, korban mengatakan dia didekati oleh seorang perempuan di pantai pekan lalu, di Belem. Untuk menjaring korbannya, perempuan tersebut berpura-pura menawarkan gadis itu sebuah pekerjaan di Santa Izabel.
Bersama dua gadis lainnya yang direkrut oleh perempuan itu, mereka tiba di Santa Izabel, dan langsung dibawa ke sebuah peternakan penjara. Kemudian tiga gadis itu dipaksa untuk mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan, dan selanjutnya diperkosa oleh beberapa pria. Gadis tersebut berhasil melarikan diri dan pergi ke kantor polisi.
“Kami sedang menyelidiki siapa perempuan (yang menjadi perekrut) itu. Penyelidikan ini berada di bawah pengawasan pengadilan guna mengungkap apa yang terjadi. Siapa yang mengajak korban, siapa yang memperkosanya, serta siapa yang mengizinkan anak di bawah umur masuk ke dalam penjara,” ujar inspektur polisi Fabiano Amazonas, seperti dilansir laman NDTV.
Peristiwa tersebut tentu saja langsung menggegerkan Para, negara bagian yang berpopulasi sekitar 7,5 juta penduduk. Sebelumnya, pada tahun 2007, seorang gadis berusia 16 tahun, yang berulang kali diperkosa saat berada di kamar tahanan polisi selama 26 hari.
Polisi berdalih peristiwa tersebut terjadi karena mereka kekurangan ruang tahanan sehingga terpaksa menyatukan antara tahanan pria dan perempuan. Akibatnya, gadis tersebut menjadi bulan-bulanan beberapa pria di ruang tahanan itu.
source :.ipotnews.com