Don’t Take Picture Soldiers and Woman!

klik untuk melihat foto
 
Anak-anak Somalian terancam kelaparan
Don’t take picture! Teriak Jefferson mengingatkan saya. Jefferson, pria hitam asli Uganda tinggal di Kenya, sopir yang membawa tim Dua hari bolak balik dari Kota Garissa ke Daadab, lokasi pengungsian ribuan warga Somalia di perbatasan dengan Kenya dengan melintasi ratusan kilometer Safana yang luas. Buru-buru saya urungkan niat mengambil beberapa petik gambar pengungsi kebetulan melintasi kendaraan sesaat tiba di Daadab.

Benar saja. Beberapa saat setelah tim tiba di Daadab, puluhan anak-anak pengungsian berlarian dengan kaki telanjang mendekati kendaraan kami. Ada beberapa pria dewasa bersarung dan sorban haji biasa dikenakan orang Indonesia. Beberapa wanita turut mendekat. Kembali saya beranikan diri mengeluarkan kamera dan reaksi mereka segera menghindar menjauh dari objek kamera.

Mengambil gambar atau foto, terutama wanita dan tentara merupakan pantangan tersendiri di pengungsian Somalia. Sebenarnya mengambil gambar selain itu juga akan dilarang dan pengungsi Somalia agak alergi dengan kamera. Mungkin mereka tidak ingin dijadikan objek menambah penderitaan mereka di masyarakat internasional sehingga memilih menolak untuk di foto.

Kabar menakutkan juga beredar jika tentara sipil bersenjata Al Shabab sangat melarang siapapun mengambil foto, termasuk memajang foto karena dianggap haram. Siapa yang berani menentang kebijakan itu akan ditembak mati.

Kejadian ini pula berkemungkinan besar menjadi sebab dua orang warga negara Malaysia, salah satunya jurnalis yang ditembak mati di Mogadishu beberapa pekan lalu karena mengambil gambar tentara milisi Somalia. Informasi itu diceritakan oleh mitra kerja PKPU dari IHH Turki saat hendak keluar dari Mogadishu.

Meskipun warga Malaysia itu sudah mendapatkan pengawalan dari tentara bersenjata sebanyak 5 orang, tetapi jumlah milisi bersenjata lainnya jauh lebih banyak dan mereka tidak mampu berbuat apa-apa saat penembakan itu terjadi.

Berbagai cara harus dilakukan untuk mendapatkan gambar yang bagus untuk dokumentasi kegiatan, termasuk yang menceritakan suasana tengah terjadi di Somalia tersebut. Angin segar datang saat kami dari Tim Kemanusiaan PKPU bekerjasama dengan Zamzam Foundation di Daadab di bawah komando Said Barre Hasan.

Dia mengerti benar keinginan saya untuk dokumentasi dan saat melintasi kamp pengungsian menghentikan kendaraannya untuk mengambil foto sepuasnya. “Ambilah foto sebanyaknya agar rakyat di Indonesia tahu keadaan kami di sini,” katanya dalam arti Indonesia. Tetapi jangan mengambil gambar yang ada orangnya, terutama wanita, pintanya.

Benar saja, seorang anak melempari mobil kami dengan botol minuman saat mengeluarkan kamera. Sejak kedatangan ke Somalia melalui Bandara Kenya, petugas imigrasi dan keamanan setempat sudah mengingatkan untuk tidak sembarangan memfoto, bahkan di bandara sekalipun.

Pantangan lainnya yang perlu diwaspadai bagi relawan dan siapapun yang datang ke Mogadishu dan lokasi pengungsian Somalia di bawah kendali pengawasan milisi bersenjata adalah menjauhi semua bentuk atribut berbau barat Amerika dan United Nations (PBB). Sebab simbol-simbol ini dianggap musuh. Termasuk juga atribut militer.*