Antrean nasabah Jeil 2 (koreatimes.co.kr) |
Chung bunuh diri setelah pihaknya harus menghadapi penyelidikan aparat berwenang terkait aktivitas keuangan ilegal yang dilakukan. "Ini sangat mengerikan. Semula saya tidak tahu jika yang bunuh diri itu adalah bos dari bank ini," ungkap seorang nasabah yang menyaksikan langsung kejadian itu, Lee Mee-sook. Pada saat yang sama, jasad Chung digotong polisi ke ambulans.
Aksi nekat Chung terjadi ketika ruang kerjanya digeledah oleh polisi, penyelidik kejaksaan, dan regulator perbankan, terkait dengan aktivitas transaksi ilegal yang dilakukan oleh para eksekutif dan pemegang saham utama bank tersebut, yang terungkap beberapa waktu lalu.
"Kami mencari dan menyita dokumen dan data terkait pinjaman yang berlebihan, yang dilakukan secara tidak benar dan melanggar aturan oleh manajemen bank," ungkap seorang penyelidik, seperti diberitakan mailonsunday.co.uk.
Pada akhir pekan lalu, pihak regulator menghentikan aktivitas Jeil 2 dan enam bank lain, seiring buruknya kondisi keuangan akibat investasi yang sembrono di proyek properti. Kebijakan itu menambah deret bank bermasalah di Korsel, di mana setidaknya 16 bank dihentikan aktivitasnya pada tahun ini karena mendanai proyek properti yang berisiko.
Krisis tersebut telah memaksa ribuan nasabah menyerbu kantor pusat bank-bank tersebut, mengupayakan pencairan tabungan atau deposito mereka. Pasalnya pihak otoritas perbankan Korsel hanya menjamin simpanan hingga 50 juta won (sekitar Rp378 juta), sehingga dipastikan banyak nasabah yang menderita kerugian jika sampai bank tersebut masuk ke program penyehatan atau dilikuidasi.
Tidak hanya terhadap tujuh bank yang dinyatakan di-suspense akhir pekan lalu, puluhan bank lain juga diserbu nasabah yang ikut-ikutan panik. Tak pelak, menurut catatan badan regulator perbankan Korsel (Financial Supervisory Service), setidaknya terjadi penarikan dana sebesar 595 miliar won sejak Senin hingga Jumat hari ini.
source :www.ipotnews.com